Maluku Utara Alami Deflasi Signifikan di Mei 2025: Apa Penyebabnya?

Maluku Utara Alami Deflasi Signifikan di Mei 2025--
MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Mei 2025, Provinsi Maluku Utara mengalami deflasi sebesar 0,71 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Namun, secara tahunan, wilayah ini masih mencatat inflasi sebesar 1,89 persen. Penurunan harga ini menunjukkan adanya koreksi harga di beberapa sektor utama yang memengaruhi indeks harga konsumen di daerah tersebut.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi dengan penurunan harga mencapai 2,20 persen, memberikan andil deflasi sebesar 0,75 persen terhadap keseluruhan.
Selain itu, kelompok pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, serta bahan bakar rumah tangga juga turut mengalami penurunan harga yang berkontribusi pada deflasi bulan ini.
Kelompok perlengkapan rumah tangga dan pemeliharaan rutin juga mencatat deflasi, memperkuat tren penurunan harga di berbagai sektor.
Menurut Evida Karismawati, Statistisi Ahli Madya BPS Maluku Utara, komoditas utama yang menyebabkan deflasi bulanan terbesar adalah ikan cakalang atau ikan sisik serta bawang merah yang berasal dari wilayah Halmahera Tengah.
Penurunan harga kedua komoditas ini secara signifikan menekan indeks harga konsumen di provinsi tersebut. Meski terjadi deflasi bulanan, inflasi tahunan di Maluku Utara masih tercatat sebesar 1,89 persen.
BACA JUGA:Ini Tantangan Besar Gubernur Sherly Tjoanda di Maluku Utara
BACA JUGA:Yuk Cobain! Cacing Laut Laor, Kuliner Maluku Utara yang Viral di Instagram, Rasanya Mirip Caviar
Inflasi Tertinggi Kabupaten Halmahera Tengah
Kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar secara tahunan adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan kenaikan harga sebesar 2,91 persen dan andil inflasi 0,99 persen.
Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga memberikan kontribusi inflasi yang signifikan.
Komoditas yang dominan menyumbang inflasi tahunan adalah bahan bakar rumah tangga dan cabai merah, khususnya di wilayah Halmahera Tengah.
Tingkat inflasi tahunan tertinggi di Maluku Utara terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 2,05 persen.
Sementara inflasi terendah tercatat di Kota Ternate sebesar 1,85 persen. Perbedaan ini mencerminkan variasi kondisi ekonomi dan harga komoditas di masing-masing daerah dalam provinsi.
Sumber: