Kopi Liberika Bacan Maluku Utara: Warisan Bersejarah Berusia 100 Tahun yang Mengguncang Pasar Dunia!

Kopi Liberika Bacan Maluku Utara: Warisan Bersejarah Berusia 100 Tahun yang Mengguncang Pasar Dunia!

Kopi Liberika Bacan Maluku Utara: Warisan Bersejarah Berusia 100 Tahun yang Mengguncang Pasar Dunia--

 

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Kopi telah menjadi bagian penting dari sejarah dan budaya Maluku Utara, dengan nilai ekonomi yang terus meningkat di pasar nasional maupun internasional. 

Diskusi terbaru di Kelurahan Foramadiahi, Kota Ternate, mengangkat kembali peran kopi sebagai komoditas unggulan yang sudah lama dikenal masyarakat setempat.

Menurut Ismet Alkatiri, seorang penggiat kopi sekaligus wartawan senior, wilayah Maluku Utara sejak zaman Belanda sudah menjadi pusat perkebunan kopi. 

Lokasi-lokasi seperti Togafo, Rua, Tongole, dan Marikrubu dikenal sebagai lahan kopi yang subur dan produktif. 

Bahkan, hasil kopi dari Kesultanan Bacan pernah menjadi sumber pendanaan bagi pembangunan gedung bersejarah seperti Gedung Sate di Bandung dan media perjuangan nasional, Medan Priaji.

BACA JUGA:SEKOLAH RAKYAT Maluku Utara: Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Tanpa Biaya!

BACA JUGA:Dana BOSDA Maluku Utara Cair, Pendidikan Gratis Resmi Dimulai

Kopi Liberika Bacan Warisan Kolonial 

Pulau Bacan di Halmahera Selatan menyimpan pohon kopi liberika yang usianya sudah lebih dari 100 tahun. 

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara berupaya melestarikan tanaman kopi ini sebagai bagian dari warisan budaya dan ekonomi. 

Kopi liberika yang dibawa oleh pemerintah Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 ini sempat menjadi komoditas ekspor unggulan sebelum akhirnya tergantikan oleh varietas robusta yang lebih tahan penyakit.

Alan Halim, praktisi kopi yang juga alumni universitas di Australia, menyoroti peluang besar kopi sebagai komoditas perdagangan. 

Dengan masa panen yang relatif singkat, sekitar tiga setengah tahun, dan hasil panen per pohon mencapai 2-5 kilogram per tahun, kopi menjadi investasi yang menjanjikan bagi petani lokal.

Perubahan iklim yang kerap terjadi justru membuka peluang bagi Indonesia, khususnya Maluku Utara, untuk semakin mengembangkan budidaya kopi.

BACA JUGA:Pergeseran Anggaran APBD 2025 Maluku Utara: Prioritaskan Sektor Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan

BACA JUGA:1.394 PPPK Maluku Utara Terima SK, Gubernur Sherly Dorong ASN Jadi Smart dan Berintegritas

Upaya Pengembangan dan Pelestarian Kopi 

Diskusi yang digelar oleh Pascasarjana Universitas Khairun ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan meningkatkan kapasitas kelompok perhutanan sosial di wilayah Ternate dan Tidore. 

Selain akademisi, kegiatan ini melibatkan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Yayasan Small Shelter Island, serta perwakilan kelompok perhutanan sosial untuk mendukung pengembangan kopi secara berkelanjutan.

Kopi bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga bagian dari identitas budaya Maluku Utara. Melestarikan kopi liberika dan varietas lokal lainnya berarti menjaga warisan sejarah sekaligus membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat. 

Dengan dukungan teknologi dan pengawasan yang tepat, Maluku Utara berpeluang menjadi pusat kopi unggulan di Indonesia dan dunia.

BACA JUGA:Pembangunan Maluku Utara 2025-2029: Dari Pendidikan Gratis Hingga Infrastruktur Pulau Terpencil!

BACA JUGA:Stecu Stecu Meledak di TikTok! Musik Maluku Utara Jadi Sorotan Nasional

Sumber: