Mentrans Dorong Investasi China Majukan Sentra Pangan & Industri Kelapa di Malut
Mentrans Dorong Investasi China Majukan Sentra Pangan & Industri Kelapa di Malut--
MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Kementerian Transmigrasi bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Papua Selatan dan Maluku Utara menjalin kemitraan strategis bersama Pemerintah China guna mengembangkan kawasan transmigrasi terpadu di Indonesia bagian timur.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, serta pendidikan vokasi.
Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, menyampaikan dalam kunjungannya ke China beberapa waktu lalu telah terjalin kesepahaman bersama.
“Kami segera menindaklanjuti kerja sama di bidang pertanian, khususnya pengembangan padi. Pada November nanti. Rencananya investor China akan diajak untuk melihat langsung potensi kawasan transmigrasi di Papua Selatan sebagai sentra pangan masa depan,” jelas Iftitah.
BACA JUGA:Gubernur Maluku Utara dan Bappenas Bersinergi Percepat Infrastruktur dan Investasi
BACA JUGA:Gubernur Sherly Gandeng Bank Tanah, Wujudkan Revolusi Hilirisasi Kelapa Malut
Kelapa di Maluku Utara Daya Tarik Investor China
Selain pertanian, perhatian utama juga tertuju pada potensi kelapa di Maluku Utara. Menteri Iftitah memaparkan Konsumsi kelapa di China mencapai lebih dari empat miliar butir per tahun.
Sementara produksi dalam negeri masih sekitar satu miliar. Ini adalah peluang pasar yang besar bagi pengembangan kelapa di Malut.
”Investor dijadwalkan mengunjungi Halmahera Utara akhir tahun ini untuk meninjau langsung potensi tersebut,” imbuhnya.
Kerja sama ini tidak hanya menyangkut pembangunan infrastruktur dan investasi modal, tetapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM.
Pemerintah China telah mendirikan Lembaga Pendidikan Kerja di Sofifi, Maluku Utara, dan akan mereplikasi model serupa di Papua Selatan untuk mendukung skill tenaga kerja lokal.
Business Forum Indonesia–China
Dalam waktu dekat, Kementerian Transmigrasi berencana menggelar Business Forum Indonesia–China yang mempertemukan ratusan investor asal China dengan pemerintah daerah di kawasan transmigrasi.
Forum ini menyediakan platform presentasi potensi ekonomi lokal guna menarik investasi yang memberdayakan masyarakat setempat.
“Setiap investasi diarahkan untuk memberdayakan masyarakat lokal. Modal dan teknologi berasal dari mitra luar, sementara tenaga kerja dan lahan tetap milik masyarakat. Prinsipnya, investasi harus menguatkan ekonomi lokal bukan menggantikannya,” urainya.
Dia menggarisbawahi pentingnya membangun kerja sama antarnegara yang berlandaskan saling melengkapi.
“China menyukai durian tapi tidak bisa menanamnya. Kita punya lahan dan tenaga kerja, mereka bawa modal dan teknologi. Bareng-bareng kita bangun industri di tanah air. Itulah esensi konektivitas dan inklusivitas yang kami dorong,” pungkasnya.
BACA JUGA:Usai Loby AHY, Gubernur Sherly Optimis Produk Kelapa Jadi Devisa Triliunan Rupiah
BACA JUGA:Heboh! Gubernur Sherly Buka 12 Ribu Loker Panjat Kelapa, Siapa Berminat?
Sumber: