Usai Loby AHY, Gubernur Sherly Optimis Produk Kelapa Jadi Devisa Triliunan Rupiah

Usai Loby AHY, Gubernur Sherly Optimis Produk Kelapa Jadi Devisa Triliunan Rupiah

Gubernur Sherly Optimis Produk Kelapa Jadi Devisa Triliunan Rupiah-Pemprov Malut-

 

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, menegaskan komitmennya mengangkat harkat ekonomi petani dengan memposisikan kelapa sebagai "emas hijau" strategis daerah.

Hal ini disampaikan Sherly usai bertemu Menko Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan Agus Yudhoyono dan Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Sherly menyerukan peningkatan nilai tukar petani hanya dapat dicapai melalui percepatan hilirisasi produk-produk turunan kelapa.

Inti dari pertemuan itu adalah memastikan hasil pertanian tidak lagi terhenti di kebun karena akses yang buruk. Melainkan dapat mengalir lancar menuju fasilitas pengolahan dan pasar.

“Kesejahteraan petani hanya bisa tercapai bila jalan tani dibangun dan terhubung dengan industri. Setiap jalan yang terbangun adalah janji. Tidak ada desa tertinggal dan setiap tetes keringat petani punya akses menuju nilai tukar yang lebih adil,” tegas Sherly.

Permintaan ini berfokus pada pembangunan jalan tani dan jembatan desa untuk menopang aliran bahan baku hilirisasi. Mulai dari coconut milk, desiccated coconut, arang, hingga cocopeat.

BACA JUGA:Gubernur Sherly Usung Misi Malut Bebas Korupsi Dana Desa 2026

BACA JUGA:Gubernur Sherly: Kesejahteraan Petani-Nelayan Malut Belum Sejalan dengan Laju Ekonomi

Tiga Pilar Menguasai Pasar Global

Untuk mewujudkan mimpi Maluku Utara menjadi pemain utama dalam industri kelapa global yang bernilai triliunan rupiah, Gubernur Sherly menitipkan tiga kebutuhan mendasar kepada Pemerintah Pusat:

1. Akses Logistik Domestik: Percepatan pembangunan jalan tani dan jembatan desa untuk memastikan hasil perkebunan seperti kelapa, cengkeh, dan pala dapat mencapai pusat pengolahan secara efisien.

2. Konektivitas Global: Dukungan untuk pembangunan Pelabuhan Internasional guna membuka jalur langsung dari desa ke rantai pasok global, memungkinkan petani menikmati nilai tambah langsung dari ekspor.

3. Ekosistem Terintegrasi: Pendorong kolaborasi lintas pemerintahan dan swasta untuk menciptakan ekosistem hilirisasi kelapa yang kuat, adaptif, dan mampu bersaing di kancah internasional.

Sherly dengan optimisme tinggi menyatakan dukungan yang diberikan Menko dan Menteri menjadi pemicu semangat baru.

“Arahan Menko dan Menteri membuat kami lebih terdorong untuk bekerja kreatif, adaptif, dan kolaboratif demi Maluku Utara yang maju,” pungkasnya.

BACA JUGA:Heboh! Gubernur Sherly Buka 12 Ribu Loker Panjat Kelapa, Siapa Berminat?

BACA JUGA:Gubernur Sherly Pimpin Aksi Bersih Laut di World Clean Up Day 2025

Sumber: