Terobosan Kemenhub! Subsidi Angkutan Perintis Tekan Harga Pokok di Maluku Utara Hingga 30%

Terobosan Kemenhub! Subsidi Angkutan Perintis Tekan Harga Pokok di Maluku Utara Hingga 30%

Terobosan Kemenhub, Subsidi Angkutan Perintis Tekan Harga Pokok di Maluku Utara Hingga 30%--

 

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Kementerian Perhubungan menghadirkan solusi nyata untuk menekan disparitas harga kebutuhan pokok di Maluku Utara dengan menerapkan subsidi angkutan barang perintis sebagai bagian dari program Tol Laut.

Tujuannya untuk memperkuat konektivitas antar daerah serta membuka akses ekonomi yang lebih merata bagi masyarakat dan pelaku usaha di wilayah tersebut.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, menjelaskan subsidi angkutan barang perintis telah membawa dampak langsung bagi 15 pelaku usaha di Desa Guaemadu, Jailolo, Halmahera Barat.

Layanan ini memperkuat jaringan distribusi barang khususnya untuk wilayah-wilayah 3TP (tertinggal, terluar, terpencil) di Indonesia Timur.

“Melalui program ini, kita berupaya memastikan ketersediaan dan keterjangkauan kebutuhan bahan pokok di pelosok, sekaligus membuka akses ke layanan publik dan pendidikan,” ujar Aan.

Pada 2025, Kemenhub menyediakan 309 trayek angkutan perintis yang tersebar di 32 provinsi untuk menjangkau daerah-daerah terisolasi di seluruh tanah air, termasuk 3 trayek khusus di Maluku Utara.

BACA JUGA:HKTI Apresiasi Kebijakan Harga Singkong, Gubernur Diminta Cari Solusi untuk Pabrik Tutup

Optimasi Trayek dan Subsidi Sebagai Faktor Penurunan Harga Barang

Dengan dukungan subsidi sebesar Rp161 miliar, tarif angkutan perintis dapat dijaga tetap terjangkau dan memberikan kemudahan distribusi barang.

Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 2020, tahun ini terdapat 9 trayek angkutan barang perintis yang tersebar di lima provinsi, termasuk 3 trayek di Maluku Utara.

Rute utama yang mulai beroperasi tahun 2024 adalah antara Pelabuhan Matui dengan Desa Guaemadu sepanjang 17 km.

Dalam periode tersebut, tercatat pengangkutan barang mencapai 1.553 ton dalam 320 ritase dengan jarak tempuh total 5.440 km.

Djoko Setijowarno, pengamat transportasi sekaligus akademisi Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata, mengungkapkan data dari Sistem Informasi Geografis Komoditas (SIGM) Kementerian Perdagangan menunjukkan efektivitas tinggi dari subsidi angkutan barang perintis dan Tol Laut.

“Program ini berhasil menekan disparitas harga kebutuhan pokok di Halmahera Barat antara 3 hingga 30 persen, terutama melalui efisiensi biaya logistik,” jelas Djoko.

Dia menyoroti bahwa program ini memastikan kelancaran distribusi berbagai barang penting seperti mie instan, air mineral, daging ayam beku, beras, minyak goreng, gula, dan bahkan keramik.

Rencana Ekspansi Trayek & Kolaborasi Pemerintah Daerah

Untuk 2025, anggaran program ditingkatkan guna membuka dua trayek baru di Maluku Utara: Pelabuhan Matui ke Desa Transgoal sejauh 27 km dan Pelabuhan Matui ke Kecamatan Ibu sejauh 60,7 km.

Djoko menekankan bahwa keberhasilan program membutuhkan sinergi dengan pemerintah daerah. “Pemda harus mengajukan dan mengoptimalkan program angkutan barang perintis serta memanfaatkan subsidi Tol Laut secara maksimal,” ujarnya.

Optimalisasi muatan balik juga menjadi perhatian agar biaya logistik dapat ditekan lebih lanjut. Komoditas lokal seperti kopra, pala, cengkih, dan ikan tuna berpotensi sebagai muatan balik yang dapat meningkatkan efisiensi ekonomi.

BACA JUGA:Laut Kaya Maluku Utara Terancam Punah: Kampanye Publik Lawan Bom dan Sampah Laut

Sumber: