Jepang Repatriasi Ratusan Kerangka Tentara Perang Dunia II dari Morotai

Jepang Repatriasi Ratusan Kerangka Tentara Perang Dunia II dari Morotai--
MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Pemerintah Jepang, melalui delegasi khusus, secara resmi mengajukan permohonan kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk memulangkan kerangka tentara mereka yang gugur di Pulau Morotai selama Perang Dunia II.
Pertemuan ini dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur, Hairia, yang mewakili Gubernur Malut. Delegasi Jepang terdiri dari Ken Miyashita dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, Masashi Tetsuhashi dari Kedutaan Besar Jepang di Indonesia.
Ada juga perwakilan dari Japan Association for Recovery and Repatriation of War Casualties (JARRWC).
Dketahui JARRWC, sebuah asosiasi yang didirikan pada 1 Juli 2016 di bawah naungan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, memiliki tujuan utama untuk memfasilitasi pemulangan jenazah prajurit dan warga sipil Jepang.
Misi mereka melibatkan survei, pemulihan, dan analisis informasi dari para veteran, korban selamat, dan informan pendukung, sambil tetap menjaga hubungan baik antar negara.
Ken Miyashita menjelaskan inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari aspirasi rakyat Jepang yang disampaikan melalui parlemen. Mereka ingin memastikan para prajurit yang gugur dapat kembali ke tanah air dan bersatu.
BACA JUGA:Istri Lapor Polisi, Sekda Pulau Morotai Terjerat Dugaan Penelantaran
Morotai Saksi Bisu & Jalur Strategis Perang Pasifik
Morotai, sebuah pulau yang terletak strategis di bibir Pasifik, memiliki peran krusial dalam lembaran sejarah Perang Pasifik.
Dahulu dikuasai oleh Jepang, pulau ini menjadi target utama Jenderal Douglas MacArthur, Komandan South West Pacific Area AS.
Ini karena posisinya yang vital sebagai gerbang menuju Filipina, Asia Timur, dan wilayah Indonesia bagian barat.
Selain nilai historisnya, Morotai juga terkenal sebagai salah satu jalur migrasi tuna, yang menambah daya tarik maritimnya.
Ketua Tim JARRWC, Fumihiko Matsumoto, mengungkapkan makna mendalam di balik misi ini.
"Menurut kami, misi ini adalah misi kemanusiaan dan misi yang sakral," ujarnya melalui penerjemah, Helmi Nonaka.
Ia menekankan betapa pentingnya bagi mereka untuk dapat mengumpulkan kerangka para prajurit dan mengirimkannya kembali kepada keluarga yang telah lama menanti.
Hairia, Staf Ahli Gubernur Malut, menyambut baik kunjungan tersebut. Menurutnya, misi repatriasi ini tidak hanya memiliki nilai kemanusiaan.
Tetapi juga potensi besar sebagai daya tarik pariwisata. Ia berharap kehadiran tim JARRWC dapat menjadi sarana edukasi dan promosi pariwisata di Maluku Utara, khususnya Morotai.
BACA JUGA:Menhan Sjafrie Sjamsoeddin: Morotai Maluku Utara Jadi Pusat Latihan Militer Indonesia dan Australia
Sumber: