Dari Museum Trikora sampai Perang Dunia II: Siswa Morotai Belajar Sejarah Lewat Program UI

Dari Museum Trikora sampai Perang Dunia II: Siswa Morotai Belajar Sejarah Lewat Program UI

Siswa Morotai Belajar Sejarah Lewat Program UI--

 

 

 

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Tim Ekspedisi Patriot dari Universitas Indonesia mendorong program Gerakan Sekolah Masuk Museum di Pulau Morotai, Maluku Utara.

Program ini mengubah Museum Perang Dunia II dan Museum Trikora menjadi ruang belajar sejarah interaktif yang hidup untuk para siswa sekolah dasar.

Langkah ini bertujuan menghubungkan siswa dengan peristiwa sejarah monumental yang pernah terjadi di tanah mereka secara nyata.

Ketua Tim Ekspedisi Patriot UI, Dr. Rachma Fitriati, M.Si, mengajak pemerintah daerah, TNI, akademisi, dan masyarakat untuk bersama-sama merawat dan merevitalisasi Museum Trikora.

“Ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan kewajiban bersama bangsa yang menghargai sejarah,” ujarnya.

Ia memandang museum sebagai mesin waktu yang mempertemukan generasi muda dengan perjuangan bangsa.

Di tengah dominasi teknologi digital yang menggeser perhatian anak-anak dari buku, siswa dari lima sekolah di Morotai seperti SDN 1 Unggulan dan SD Muhammadiyah Gotalamo mengambil pendekatan berbeda.

Mereka belajar di lokasi sejarah, menyelami jejak Jenderal Douglas MacArthur dan perjuangan kemerdekaan melalui kunjungan di museum.

Seorang siswa sempat menyampaikan harapan kepada Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal, agar museumnya terus diperbaiki supaya pembelajaran sejarah dapat berlanjut.

Dandim bangga atas semangat anak-anak yang berharap melanjutkan perjuangan secara ilmiah dan karya nyata, bukan dengan senjata.

Dr. Rachma juga memberikan pesan kepada siswa agar menghargai jasa pahlawan dan terus berjuang demi masa depan bangsa.

BACA JUGA:Jepang Repatriasi Ratusan Kerangka Tentara Perang Dunia II dari Morotai

Sejarah Besar Morotai dan Makna Nama Irian

Dr. Rachma menegaskan posisi strategis Morotai dalam sejarah dunia, khususnya sebagai saksi perjuangan Perang Dunia II dan konflik perebutan Irian Barat di Museum Trikora.

Ia menjelaskan asal muasal nama Irian sebagai singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti-Netherland, yang dipopulerkan oleh Presiden Soekarno dan diusulkan pejuang kemerdekaan Frans Kaisiepo.

Kepala Dinas Pendidikan Morotai, Mauluddin Wahab, mengapresiasi kegiatan edukatif ini dan berharap museum menjadi ruang belajar yang inspiratif dan menyenangkan.

Ia menilai program ini bukan sekadar rekreasi edukasi, melainkan stimulan penting untuk menumbuhkan kecintaan anak muda terhadap sejarah dan kebanggaan daerah.

Program ini selaras dengan visi nasional dalam Asta Cita yang menitikberatkan pada penguatan pendidikan karakter melalui nilai sejarah dan budaya lokal.

BACA JUGA:Menhan Sjafrie Sjamsoeddin: Morotai Maluku Utara Jadi Pusat Latihan Militer Indonesia dan Australia

Sumber: