Waspada! Cuaca Ekstrem Ancam Maluku Utara 9-14 September 2025

Waspada! Cuaca Ekstrem Ancam Maluku Utara 9-14 September 2025

Cuaca Ekstrem Ancam Maluku Utara 9-14 September 2025--

 

 

 

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Babullah Ternate mengeluarkan peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem yang akan melanda wilayah Maluku Utara selama 9 hingga 14 September 2025.

Kondisi ini dipicu oleh dinamika atmosfer yang menyebabkan pola pertemuan dan perlambatan massa udara, sehingga meningkatkan awan hujan dengan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga lebat.

Menurut Kepala BMKG Stasiun Sultan Babullah, Sakimin, wilayah Malut saat ini mengalami pertemuan massa udara yang memperlambat pergerakannya.

Hal ini menjadi faktor utama peningkatan pembentukan awan hujan. Dengan kondisi ini, cuaca akan cenderung berubah-ubah dengan periode hujan yang muncul secara tidak menentu dari pagi hingga dini hari.

“Cuaca umumnya cerah berawan, namun potensi hujan dari intensitas ringan sampai lebat dapat terjadi secara fluktuatif di Malut selama periode 9-14 September,” ujar Sakimin.

BACA JUGA:BPBD Maluku Utara Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Intai Maluku Utara, Gubernur Sherly Imbau Masyarakat Pesisir Siaga

Wilayah dengan Risiko Hujan Lebat

Potensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan akan berdampak pada banyak daerah, termasuk Morotai, Halmahera Utara, Barat, Timur, dan Tengah, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, serta Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu.

Khusus tanggal 10-11 September, wilayah seperti Halmahera Utara, Barat, Timur, Tengah, dan Kota Tidore diprediksi mengalami tekanan hujan berat yang lebih besar.

Cuaca ekstrem yang terjadi meningkatkan risiko bencana seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.

Masyarakat harus waspada terutama pada daerah rawan bencana karena kejadian dapat terjadi kapan saja.

Selain itu, jarak pandang yang berkurang akibat hujan deras juga berpotensi mengganggu aktivitas transportasi dan mobilitas masyarakat.

BMKG mengimbau pemerintah daerah, aparat penanggulangan bencana, dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan bencana.

Pemerintah daerah diharapkan memperkuat infrastruktur dan sistem pengelolaan sumber daya air, serta mempererat koordinasi lintas sektor.

Sementara itu, BPBD dan instansi terkait harus mengarahkan masyarakat menghindari wilayah rawan serta mengatur arus lalu lintas dengan cermat.

“Kewaspadaan bersama menjadi kunci paling penting dalam meminimalisasi dampak negatif akibat bencana hidrometeorologi,” tegas Sakimin.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Ganas Mengintai Maluku Utara Sepekan ke Depan

BACA JUGA:Cuaca Maluku Utara Hari Ini: Gelombang Tinggi dan Hujan Deras Ancam Aktivitas

Sumber: