Abu Vulkanik Gunung Dukono: Erupsi Beruntun, Radius Bahaya Meluas

Abu Vulkanik Gunung Dukono: Erupsi Beruntun, Radius Bahaya Meluas--
MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik intens dengan erupsi yang terjadi pada Jumat, 20 Juni 2025.
Kolom abu tebal membumbung tinggi, menandai peringatan serius bagi warga dan wisatawan di sekitar kawasan gunung api aktif ini.
Sekitar pukul 06.07 WIT, Gunung Dukono meletus dan memuntahkan abu vulkanik setinggi sekitar 1.400 meter di atas puncak gunung.
Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah timur, mengikuti pola angin yang berubah-ubah di kawasan tersebut.
Aktivitas erupsi ini terekam jelas pada seismograf, dengan amplitudo maksimum mencapai 34 mm dan durasi getaran selama 63,92 detik, menandakan kekuatan letusan yang signifikan.
Saat ini, Gunung Dukono masih berada pada Status Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan masyarakat, pendaki, dan wisatawan dilarang keras beraktivitas di radius 4 kilometer dari Kawah Malupang Warirang.
Hal ini untuk mengantisipasi bahaya abu vulkanik yang bisa menyebar secara acak, tergantung arah dan kecepatan angin.
BACA JUGA:Gunung Dukono Meletus Lagi! Abu Vulkanik Menerjang Halmahera Utara
BACA JUGA:Gunung Dukono Erupsi: Abu Vulkanik Capai 1.350 Meter
Pola Aktivitas Gunung Dukono
Sepanjang 2025, Gunung Dukono tercatat sangat aktif, dengan puluhan hingga ratusan erupsi setiap bulannya.
Dalam sepekan terakhir saja, gunung ini sudah mengalami lebih dari 26 kali letusan, menandakan pola erupsi yang terus-menerus dan patut diwaspadai.
Kolom abu yang dihasilkan bervariasi, mulai dari 750 meter hingga lebih dari 1.500 meter di atas puncak, dengan arah sebaran abu yang kerap berubah mengikuti pola angin.
Abu vulkanik yang dihasilkan Gunung Dukono berpotensi mengganggu sistem pernapasan, mengurangi jarak pandang, dan mencemari lingkungan sekitar.
PVMBG mengimbau warga untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut, serta menghindari aktivitas di luar ruangan saat abu vulkanik turun.
Sumber: