Rasisme di Liga 1: Duo Sayuri Malut United Laporkan 6 Akun Medsos ke Polisi, Keluarga Turut Jadi Korban

Rasisme di Liga 1: Duo Sayuri Malut United Laporkan 6 Akun Medsos ke Polisi, Keluarga Turut Jadi Korban

Duo Sayuri Malut United Laporkan 6 Akun Medsos Polisi--

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Dua pemain andalan Malut United sekaligus Timnas Indonesia, Yakob dan Yance Sayuri, mengambil langkah tegas dengan melaporkan dugaan rasisme ke Polda Maluku Utara pada Selasa, 6 Mei 2025. 

Mereka mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) didampingi kuasa hukum dan perwakilan manajemen klub.

Serangan rasisme yang dialami Yakob dan Yance bermula setelah laga BRI Liga 1 antara Malut United melawan Persib Bandung di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate, Jumat 2 Mei 2025. 

Ujaran bernada diskriminatif ini viral di berbagai platform media sosial, terutama Facebook dan Instagram, bahkan sampai menghina keluarga dan anak-anak mereka.

6 Akun Media Sosial Dilaporkan ke Polisi

Yakob dan Yance melaporkan enam akun media sosial yang diduga menjadi pelaku utama penyebaran ujaran kebencian dan rasisme. 

Akun-akun tersebut antara lain @pikz97_, @angarama88, @rio.ramdani_, @hadifikri04, @gcattur, dan @kadekagung45. 

Para pelaku tidak hanya menyerang mereka sebagai atlet, tetapi juga keluarga, termasuk anak-anak mereka yang masih bayi.

BACA JUGA:Malut United Jawab Tantangan Pelatih, Bagaimana Wahyu Prasetyo Dkk Sukses Redam Persib di Laga Krusial Liga 1?

BACA JUGA:Pemain Malut United Bela Ciro Alves yang Curhat Kartu Merah Kontroversial

Kuasa hukum Malut United, Lauritzke Mantulameten, menegaskan bahwa laporan ini bukan sekadar pengaduan, melainkan laporan resmi agar pelaku dapat diproses secara hukum. 

Yakob dan Yance berharap langkah ini menjadi peringatan keras agar rasisme di dunia sepak bola Indonesia tidak terulang lagi.

“Kami tidak akan diam. Kami ingin pelaku segera ditemukan dan diproses hukum, agar tidak ada lagi korban rasisme berikutnya,” tegas Yance Sayuri.

Komitmen Melawan Rasisme di Sepak Bola

Kasus ini mendapat perhatian luas dari publik dan komunitas sepak bola nasional. Banyak pihak mendukung langkah Yakob dan Yance, menegaskan pentingnya lingkungan sepak bola yang bebas dari diskriminasi dan ujaran kebencian. 

Proses hukum diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan mendukung sportivitas.

Sumber: