Batik Salawaku: Simbol Keberanian dan Warisan Budaya Maluku Utara yang Menginspirasi Dunia
Batik Salawaku: Simbol Keberanian dan Warisan Budaya Maluku Utara yang Menginspirasi Dunia--
MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Festival Budaya Maluku Utara yang berlangsung di Selasar Sasono Utomo Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu, 1 November 2025, sukses menarik perhatian masyarakat nasional.
Acara yang dirancang oleh Badan Penghubung Maluku Utara ini menampilkan keanekaragaman budaya, kuliner khas, serta karya wastra tradisional yang memikat.
Di antara rangkaian acara, penampilan Batik Salawaku menjadi daya tarik utama, memukau pengunjung lewat perpaduan warna dan motif yang merepresentasikan kekayaan alam serta perjuangan rakyat Maluku Utara.
Batik Salawaku merupakan hasil kolaborasi antara desainer terkenal Ning Santoso dan perancang asal Bali, yang menampilkan sentuhan teatrikal dan motif khas seperti Salawaku dan Burung Bidadari. Peragaan busana ini menjadi salah satu momen paling berkesan selama festival.
Pemilik Batik Salawaku, Ningdyah Lestari, menyampaikan karya ini terinspirasi dari perjuangan empat Kesultanan utama di Maluku Utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo.
"Jazirah Moloku Kie Raha adalah tanah perjuangan heroik, di mana para Sultan dan rakyat bersatu melawan penjajah yang tamak rempah dan kekayaan laut. Baju ini bercerita tentang keberanian dan semangat juang mereka," kata Ningdyah.
BACA JUGA:Tarian Yunduh Suku Kadai: Warisan Budaya Maluku Utara yang Kini Dilindungi Negara
BACA JUGA:Tarian Marabose Kini Terdaftar sebagai Warisan Budaya Komunal Malut
Sejarah dan Simbolisasi Batik Salawaku
Diluncurkan pertama kali pada tahun 2016, Batik Salawaku awalnya menampilkan motif pala dan cengkeh, simbol kekayaan alam yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Maluku Utara.
Seiring perjalanan waktu, motif ini berkembang dengan tambahan unsur parang dan salawaku sebagai lambang keberanian.
“Setiap helai batik ini menyimpan cerita tentang sejarah, alam, dan kehidupan masyarakat. Kami berusaha agar semangat perjuangan tetap hidup dalam karya ini,” ujar Lestari.
Motif Batik Salawaku memuat berbagai ikon budaya daerah, termasuk rumah adat Hibualamo dari Halmahera Utara, burung bidadari dari Halmahera Barat, keranjang tradisional saloi, hingga bunga anggrek Wayabula dari Morotai.
Di laut, motif ikan cakalang asap melambangkan ketekunan nelayan dan pedagang dalam menopang ekonomi.
Festival Budaya Maluku Utara di TMII tidak hanya sebagai ajang hiburan, tetapi juga wadah memperkenalkan kekayaan budaya dan produk UMKM kepada masyarakat luas.
Melalui acara ini, pelestarian dan promosi pariwisata Maluku Utara diharapkan terus berkembang dan dikenal global.
BACA JUGA:Ritual Kololi Kie di Ternate Resmi Terdaftar sebagai Warisan Budaya Tradisional
BACA JUGA:Keajaiban Budaya Malut! 10 Karya Takbenda Resmi Jadi Warisan Nasional 2025
Sumber: