Indonesia Mandiri Daging & Susu

Indonesia Mandiri Daging & Susu

Indonesia Mandiri Daging & Susu--

 

 

Peningkatan produksi sapi dan susu 2025 dirancang mengurangi ketergantungan impor. Memperkuat peternak lokal. Targetnya: kedaulatan pangan. Dengan strategi modern, anggaran triliunan, Indonesia siap menjadi produsen protein hewani mandiri.

----------------------------------------------------

INDONESIA menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani yang terus meningkat.

Ketergantungan tinggi pada impor sapi dan susu mencapai sekitar 79%, sehingga pemerintah meluncurkan program strategis peningkatan produksi daging sapi dan susu nasional sebagai solusi mengarah pada kemandirian pangan.

 

Program ini bukan sekadar meningkatkan jumlah sapi, melainkan membentuk ekosistem peternakan yang berkelanjutan.

Pemerintah mengusung pendekatan komprehensif dengan mengimpor sapi indukan berkualitas dari berbagai negara.

Seperti Australia dan Brasil untuk memperbaiki genetik ternak lokal. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, peternak, dan investor menjadi kunci utama keberhasilan.

Sebanyak lebih dari 21 lokasi tersebar di berbagai provinsi di Indonesia telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional peternakan sapi, termasuk Sulawesi Selatan, Jawa Barat, NTT, dan Papua.

Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp2,13 triliun pada tahun 2025 untuk mendukung pengadaan sapi, pakan berkualitas, teknologi modern, hingga fasilitas peternakan.

Program ini didukung oleh kementerian terkait seperti Kementerian Pertanian, Bappenas, dan Kementerian Lingkungan Hidup, serta BUMN, perusahaan swasta, lembaga penelitian, dan perbankan.

Misalnya, PT Rajawali Nusantara Indonesia dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia terlibat langsung dalam pembinaan peternak dan pengelolaan produksi.

Dukungan Bagi Peternak Lokal

Selain peternakan skala besar, peternak perorangan mendapat akses ke bibit unggul, teknologi inseminasi buatan, dan subsidi yang mendorong peningkatan produktivitas sapi.

Modernisasi ini juga mendorong pemerataan ekonomi dengan membuka lapangan kerja dan peluang usaha di luar Jawa.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan Presiden Prabowo telah menjangkau 20 juta anak dan ibu di Indonesia, dengan susu segar sebagai sumber gizi utama.

Pemerintah mengimpor 1,5 juta sapi perah untuk memastikan pasokan susu berkualitas, sekaligus memacu peningkatan pola konsumsi susu domestik yang selama ini rendah.

Para peternak seperti di Putra Jakarta Farm menyambut positif program pemerintah. Mereka berharap dukungan intensif.

Terutama dalam penyediaan bibit, obat-obatan, serta pendanaan, agar kualitas sapi lokal bisa sejajar dengan sapi impor.

Peternak juga mengandalkan kolaborasi intensif dengan veteriner untuk menjaga kesehatan ternak agar daging dan susu tetap berkualitas.

Aspek Kesehatan dan Lingkungan

Pakar kesehatan hewan menekankan pentingnya pengawasan ketat terkait keamanan pangan, mulai dari karantina hingga proses pemotongan agar terhindar dari penyakit zoonosis dan kontaminasi bakteri.

Manajemen lingkungan yang baik juga diperlukan untuk mengurangi dampak negatif seperti limbah dan jejak karbon dari kegiatan peternakan.

Dengan strategi lima pilar utama meliputi peningkatan populasi ternak, penyediaan lahan, infrastruktur, pembiayaan, dan penyerapan produk, Indonesia optimis merealisasikan swasembada daging dan susu.

Sinergi antar lembaga dan keterlibatan pelaku usaha menjadi fondasi untuk menciptakan peternakan modern yang mandiri dan berkelanjutan.

SELENGKAPNYA BACA DI DISWAY: https://disway.id/read/899560/indonesia-swasembada-daging-susu 

Sumber:

Berita Terkait