Festival Legu Tara No Ate dan Warisan Leluhur yang Hidup

Festival Legu Tara No Ate dan Warisan Leluhur yang Hidup--
MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Festival Legu Tara No Ate yang akan digelar pada Oktober 2025 bukan sekedar acara hiburan biasa.
Festival ini sarat dengan unsur spiritual, kuliner tradisional, dan kepedulian terhadap lingkungan yang dikemas dalam rangkaian kegiatan unik dan bermakna.
Agenda Utama Festival
• Pawai Obor: Ribuan warga ikut serta membawa obor sebagai simbol persatuan dan doa keselamatan bersama.
• Ritual Sou Gam: Meliputi Fere Kie (penyucian leluhur), Kolokie Kie (pemanggilan roh leluhur), serta Ziarah Kutub sebagai penghormatan kepada cikal bakal masyarakat.
• Oho Ngogu Rimo: Jamuan makan malam dengan sajian tradisional Kesultanan Ternate menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang melambangkan keharmonisan manusia dan alam.
• Dapur Rempah Kie Raha: Kompetisi memasak menyajikan hidangan berbahan rempah khas empat kerajaan Maluku Utara, yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo.
• Gerakan Bumi Lestari: Kampanye penting yang mengajak masyarakat menjaga alam dari kerusakan dan memperkuat kesadaran ekologis.
BACA JUGA:Festival Budaya Legu Tara No Ate 2025: Tradisi Ternate yang Mendunia
BACA JUGA:Tiga Situs Bersejarah Maluku Utara Raih Status Cagar Budaya Nasional
Momen Memperkuat Jati Diri
Sultan Ternate, Hidayatullah Sjah, menekankan festival ini adalah wujud nyata upaya menjaga dan menghidupkan kembali tradisi leluhur yang menjadi akar jati diri masyarakat Moloku Kieraha.
“Legu Tara No Ate adalah langkah kita merawat dan melestarikan budaya agar tetap eksis di era modern ini. Melalui festival ini, generasi muda belajar menghargai dan melanjutkan identitas luhur kita,” ujar Sultan yang juga anggota DPD RI ini.
Sultan Hidayatullah mengajak seluruh lapisan masyarakat Maluku Utara untuk bergandengan tangan dalam memeriahkan festival ini dan menjadikannya ajang kebanggaan daerah.
Menurutnya, Legu Tara No Ate merupakan cermin kekayaan budaya dan spiritual yang wajib diwariskan secara turun-temurun, agar terus menguat dan memperkokoh rasa persatuan.
"Festival ini bukan hanya hiburan, tapi ruang penguatan jiwa dan identitas. Kita harus terus jaga dan sebarkan budaya Moloku Kieraha," jelas Hidayatullah Sjah.
BACA JUGA:Tiket Murah Garuda! PP Ternate-Jakarta Rp3 Jutaan, Buruan Pesan Sekarang
BACA JUGA:Sengketa 15 Tahun Berakhir! Gelora Kie Raha Kini Sah Milik Pemkot Ternate
Sumber: