Murah Pangan, Rakyat Gembira

 

 

 

Gerakan Pangan Murah (GPM) 2025 adalah program resmi pemerintah. Targetnya memastikan masyarakat Indonesia mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin.

----------------------------------------------------------

PROGRAM berskala nasional ini melibatkan kolaborasi berbagai kementerian, BUMN, pemerintah daerah, serta aparat keamanan, untuk menghindari lonjakan harga pangan dan menjaga kestabilan ekonomi rakyat.

Tujuan utama GPM adalah memperbaiki akses pangan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui distribusi langsung dari produsen ke konsumen.

Model ini meminimalisir rantai distribusi yang panjang agar biaya tidak membengkak dan harga tetap stabil.

GPM juga hadir sebagai penyangga guna mengendalikan inflasi serta menjamin ketersediaan pangan di daerah terpencil hingga wilayah urban.

Keunggulan Program Gerakan Pangan Murah

Lebih dari sekadar pasar murah, GPM menawarkan berbagai manfaat strategis untuk menjaga ketahanan pangan nasional, di antaranya:

• Pengendalian Harga dan Inflasi: GPM berfungsi menekan spekulasi harga dengan menyediakan pangan melalui mekanisme subsidi dan distribusi terkontrol.
• Perluasan Akses ke Wilayah Terpencil: Jaringan distribusi yang tersebar menjangkau masyarakat daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), meminimalkan kesenjangan harga pangan.
• Dukungan untuk Petani: Pemerintah membeli hasil panen dengan harga layak, sehingga petani tetap termotivasi tanpa harus menurunkan harga produksi.
• Rantai Pasok Efisien: Pengiriman langsung dari sentra produksi mengurangi biaya logistik agar harga tetap kompetitif.
• Jaminan Kualitas: Produk pangan memenuhi standar kesehatan dan higienitas agar aman dikonsumsi.
• Edukasi Gizi dan Belanja Cermat: Selain harga murah, masyarakat diberikan pengetahuan tentang gizi dan pengelolaan pangan sehat.
• Penanganan Krisis Cepat: Saat terjadi bencana atau fluktuasi besar, GPM dapat segera diaktifkan sebagai solusi pangan cepat.
• Pemberdayaan Ekonomi Lokal: UMKM dan pelaku lokal terlibat sehingga ekonomi komunitas berkembang paralel dengan program.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menjadi pusat pengendali kebijakan, dengan dukungan Kementerian Pertanian, Perdagangan, Keuangan, serta BUMN pangan seperti BULOG dan ID FOOD.

Pemerintah daerah bertugas memastikan pelaksanaan di lapangan, sementara aparat keamanan seperti Polri dan TNI menjaga kelancaran distribusi dan pengawasan terhadap potensi penimbunan atau praktik curang. Partisipasi swasta dan komunitas lokal juga makin diperkuat.

Pelaksanaan dan Target Program

GPM 2025 mengusung target agresif dengan melaksanakan operasi pasar di lebih dari 10.000 titik, menjangkau 50 juta keluarga rentan, dan menekan inflasi pangan di bawah 3%.

Pelaksanaan dilaksanakan secara periodik, terutama saat menjelang hari besar, serta memanfaatkan teknologi digital untuk transparansi dan efisiensi.

Di Jawa Barat, GPM sukses menurunkan harga beras hingga 15%. Nusa Tenggara Timur menikmati ketersediaan minyak goreng dan gula dengan harga terjangkau, sedangkan di Papua, tantangan geografis berhasil diatasi dengan armada distribusi khusus.

Di wilayah metropolitan seperti Jakarta, kolaborasi dengan Polri memastikan program berjalan lancar dengan harga beras SPHP jauh di bawah harga pasar.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan keberhasilan GPM memerlukan sinergi berbagai pihak.

Sejak intensifikasi program 2022-2025, inflasi pangan berhasil ditekan drastis. Pada 29 Agustus 2025, GPM mencetak rekor pelaksanaan serentak di 4.337 titik yang diakui MURI, menunjukkan keberhasilan luar biasa.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan kontinuitas operasi pasar sampai akhir tahun untuk menjaga kestabilan harga beras dengan stok cukup mencapai 4 juta ton nasional. Dirut BULOG Ahmad Rizal menambahkan pengawasan mutu terus dijaga agar konsumen menerima produk berkualitas.

 

SELENGKAPNYA BACA DI https://disway.id/read/896628/pangan-murah-rakyat-sejahtera

Sumber: