Ledakan Ekonomi Maluku Utara 2025: Pertumbuhan Tertinggi di Indonesia

Rabu 03-12-2025,08:56 WIB
Reporter : Rizal Husen Teguh Pribadi
Editor : Rizal Husen Teguh Pribadi

 

 

 

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Bank Indonesia Maluku Utara melaporkan ekonomi provinsi ini mengalami pertumbuhan luar biasa di tahun 2025. Lonjakannnya mencapai 39,10 persen pada kuartal ketiga. Ini menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia.

Pertumbuhan ini jauh melampaui laju ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,04 persen. Pendorong utama percepatan ini adalah aktivitas hilirisasi nikel yang dominan di Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan.

"Hilirisasi nikel menyumbang hampir 95 persen dari total ekspor daerah, menjadi motor penggerak ekonomi Maluku Utara," ujar Kepala BI Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Ternate, Selasa, 2 Desember 2025.

Seiring bergesernya tenaga kerja dari sektor pertanian ke industri dan pertambangan, BI menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) lokal.

Kolaborasi antara sekolah vokasi dan pusat pelatihan diharapkan dapat membekali tenaga kerja dengan keterampilan bersaing.

BACA JUGA:Morotai Jadi Magnet Ekonomi Baru: Kawasan Transmigrasi Ubah Nasib Maluku Utara

Sektor Non-Tambang untuk Keberlanjutan Ekonomi

Meski sektor nikel memegang peranan utama, BI juga mendorong diversifikasi ekonomi dengan menguatkan sektor non-tambang, seperti perikanan, pertanian, dan pariwisata.

Beberapa program pengembangan destinasi wisata lokal diluncurkan untuk mendukung peningkatan konsumsi masyarakat dan menjaga momentum pertumbuhan.

Stimulus pemerintah turut menjaga konsumsi tetap kuat, sehingga BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Maluku Utara tahun penuh akan berada pada rentang 26,80 hingga 30,80 persen.

Inflasi di Maluku Utara tahun 2025 terjaga pada angka rendah, yaitu 1,89 persen secara tahunan (yoy) pada November, berkat strategi terintegrasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Melalui strategi 4K dan pelaksanaan 72 kali kegiatan pangan murah, BI berhasil menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat.

Bank Indonesia juga fokus pada pemberdayaan UMKM melalui pelaksanaan Halal Fair pertama di Maluku Utara sekaligus pembangunan dua pusat halal (halal center) dan penguatan pesantren sebagai ekosistem usaha.

Pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha terus diintensifkan untuk meningkatkan kapasitas, sehingga UMKM dapat naik kelas dan berpotensi menembus pasar ekspor.

BACA JUGA:Maluku Utara Catat Pertumbuhan Ekonomi Tercepat, APBD Tetap Sehat dan Terkendali

Rekomendasi BI untuk Pertumbuhan

 

Dana Pihak Ketiga (DPK) di sektor perbankan daerah mencapai Rp15,8 triliun meningkat 43,5 persen.

Kredit bank tumbuh 8,9 persen menjadi Rp16,18 triliun, meskipun sebagian besar masih difokuskan pada kredit konsumsi.

Di sektor pembayaran digital, perkembangan sangat pesat. Tercatat sudah ada 132 ribu merchant yang menggunakan QRIS dengan lonjakan transaksi hingga 139 persen.

Sebanyak 10 dari 11 pemerintah daerah di Maluku Utara sudah mengadopsi sistem pembayaran digital, dengan tiga daerah meraih penghargaan nasional atas elektronifikasi transaksi.

Bank Indonesia merekomendasikan fokus pada peningkatan investasi, menguatkan hilirisasi non-tambang, memperluas pengembangan pariwisata, meningkatkan ekspor non-tambang, memperkuat ketahanan pangan, dan memperluas penetrasi sistem pembayaran digital.

Dengan sinergi berbagai pihak, kami yakin Maluku Utara mampu tumbuh lebih tangguh dan berdaya saing tinggi di masa depan,” tutupnya.

BACA JUGA:Gairah Baru Petani Maluku Utara: NTP Naik, Positif Bagi Ekonomi Desa

Kategori :