Gubernur Sherly Bongkar Modus Korupsi Baru: Anggaran Lolos Administrasi, Hasilnya Nol

Gubernur Sherly Bongkar Modus Korupsi Baru: Anggaran Lolos Administrasi, Hasilnya Nol

Gubernur Sherly Bongkar Modus Korupsi Baru--

MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Korupsi masih menjadi momok menakutkan bagi pembangunan di Indonesia. Gubernur Provinsi Maluku Utara, Sherly Tjoanda, memberikan pandangan yang menarik tentang bagaimana korupsi bisa muncul, bahkan ketika semua per syaratan administrasi telah terpenuhi.

Menurutnya, potensi korupsi justru semakin besar jika penggunaan anggaran hanya berorientasi pada kelengkapan administrasi, tanpa memperhatikan hasil atau produktivitas pembangunan yang nyata.

"Korupsi itu terjadi ketika administrasi lengkap, tetapi kemudian hasilnya tidak ada atau tidak produktif," ujar Sherly saat berbicara dalam "Leadership Day 2025" di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DI Yogyakarta, Selasa, 11 November 2025.

Pernyataan ini menyoroti modus korupsi baru yang semakin canggih, di mana para pelaku berusaha menutupi tindakan korupsi mereka dengan kelengkapan administrasi. Namun, pada akhirnya, masyarakat tidak merasakan manfaat dari anggaran yang telah dikeluarkan.

BACA JUGA:Korupsi Proyek Rp1 Miliar, Eks Sekda & Kadis Halbar Ditahan

Korupsi Bukan Hanya Soal Niat Jahat, Tapi Juga Ketidaktahuan

Sherly juga mengungkapkan praktik korupsi tidak selalu berawal dari niat jahat. Menurutnya, ketidaktahuan dalam mengelola keuangan publik juga bisa menjadi pemicu tindakan korupsi.

"Sebenarnya orang korupsi itu ada dua (sebab). Pertama, sudah ada motif dan memang niat. Kedua, tidak ada motif, tapi kemudian ketidaktahuan," kata dia.

Hal ini menunjukkan pentingnya peningkatan kapasitas dan pemahaman tentang pengelolaan keuangan publik bagi para pejabat pemerintah.

Selama delapan bulan berada di pemerintahan, Sherly melihat perlunya pembenahan sistem pengelolaan anggaran agar tidak hanya berfokus pada aspek administrasi.

Menurutnya, ukuran keberhasilan program perlu mencakup hasil dan produktivitas yang dapat dirasakan masyarakat.

"Indikator keberhasilan sebuah anggaran dimanfaatkan itu harus berdasarkan output dan produktivitasnya, bukan berdasarkan kelengkapan administrasi," ujar dia.

Dengan fokus pada hasil, maka penggunaan anggaran akan lebih efektif dan tepat sasaran.

BACA JUGA:Gubernur Sherly Usung Misi Malut Bebas Korupsi Dana Desa 2026

Pembangunan Terhambat, Pelayanan Dasar Terabaikan

Sherly mengatakan korupsi tidak hanya menimbulkan kerugian secara finansial, tetapi juga berdampak pada terhambatnya pembangunan dan pelayanan dasar masyarakat.

"Harga termahal dari korupsi adalah ketika APBD tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga peningkatan pembangunannya tidak optimal, tidak bisa memenuhi infrastruktur dan pelayanan dasar masyarakat," kata Sherly.

Untuk mengatasi masalah korupsi dan meningkatkan efektivitas anggaran, Sherly pun menegaskan pentingnya menilai hasil pembangunan secara proporsional terhadap dana yang digunakan.

"Harus fokus kepada 'output' dan produktivitas yang berbanding (dengan) rupiah yang dimanfaatkan," ujar Sherly.

Ia juga berbagi proses belajar dan membangun nilai dalam kepemimpinannya di Maluku Utara, yang berawal dari seorang ibu rumah tangga yang terus belajar memahami birokrasi dan politik pemerintahan.

"Hidup itu, semua keputusan yang kita ambil tercermin dari hati. Ketika hati kita bersih, ketika 'value' kita benar, maka semua keputusan yang kita ambil dalam hidup itu prioritasnya benar," pungkas Sherly.

BACA JUGA:Gubernur Sherly: Lawan Korupsi Tanpa Kompromi!

Sumber: