MALUKUUTARA.DISWAY.ID - Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat upaya hilirisasi kelapa di Pulau Halmahera, Maluku Utara, sebagai langkah strategis meningkatkan kesejahteraan petani.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya menaikkan harga beli kelapa di tingkat petani agar nilai tambah produk benar-benar sampai ke mereka.
“Saat ini harga kelapa hanya Rp2.000-3.000 per butir, kami dorong industri untuk bayar lebih supaya petani untung. Jika harga dinaikkan, saya siap mendukung pengembangan 10 ribu hektare lahan baru di Maluku Utara,” ujar Amran.
Dia mengungkapkan program pengembangan 10 ribu hektare lahan kelapa akan mulai berjalan tahun 2026 dengan distribusi di berbagai kabupaten.
“Bapak Presiden Prabowo Subianto menegaskan pertanian harus melewati proses hulu hingga hilir, agar petani menikmati nilai tambah produk,” imbuhnya.
Hilirisasi ini mencakup peningkatan kualitas dan ekspor produk olahan kelapa, bukan sekadar pengiriman bahan mentah.
BACA JUGA:JOSS! Kelapa Maluku Utara Kuasai Pasar Tiongkok
BACA JUGA:Mentrans Dorong Investasi China Majukan Sentra Pangan & Industri Kelapa di Malut
Ekspor Produk Olahan Kelapa Maluku Utara
Dalam kunjungan di Halmahera Utara, Menteri Pertanian melihat langsung kemajuan ekspor produk olahan kelapa Maluku Utara ke Tiongkok dan berbagai belahan dunia lainnya.
Produk seperti coconut milk, minyak kelapa murni (VCO), dan arang tempurung yang diproduksi PT NICO telah menembus pasar internasional.
Selain itu, tepung kelapa, santan kelapa, dan nata de coco juga diekspor ke Asia, Amerika, dan Eropa.
“Ekspor ini menjadi momen bersejarah dari daerah, bukan lagi hanya kirim bahan mentah,” tukasnya.
Mentan menyoroti nilai jual kelapa butir yang hanya Rp3.000 bisa meningkat hingga Rp40.000–50.000 sebagai produk turunan. Seperti coconut milk dan coconut water. “Ini menggarisbawahi pentingnya hilirisasi agar kesejahteraan petani benar-benar meningkat,” tegasnya.
Lahan kelapa di Maluku Utara mencapai 158.953 hektare dengan produksi tahunan lebih dari 1 miliar butir. Sekitar 76 persen hasilnya sudah terserap oleh industri pengolahan.
BACA JUGA:Gubernur Sherly Gandeng Bank Tanah, Wujudkan Revolusi Hilirisasi Kelapa Malut
BACA JUGA:Heboh! Gubernur Sherly Buka 12 Ribu Loker Panjat Kelapa, Siapa Berminat?